Signalling
System 7 (SS7)
Pengertian
Pengertian
SS7
(Signalling System 7-selanjutnya kita sebut SS7) adalah protokol signalling
yang yang out-of-band yang menyediakan pembangunan hubungan bagi telekomunikasi
yang advanced. Out of band artinya, kanal/channel signalling dengan kanal/channel
komunikasi terpisah antara satu dengan yang lain. Contoh yang jelas adalah
feature yang didukung oleh SS7, termasuk Incoming Caller Identification (Caller
ID), roaming, WINS (wireless Intelligent Network) service seperti layanan
pra-bayar/pre-paid dan pasca bayar/post-paid. Sedangkan DTMF merupakan contoh
In-Band Signalling. Terminologi sederhana dari signalling adalah proses
pengiriman controll information antar network elements.
Common Channel Signalling Saat
signalling information dari voice atau data communication di kirimkan melalui
network yang terpisah dengan voice/data channel nya, sering kali di sebut
dengan common channel signalling (CCS). Implementasi pertama di USA tahun 1960.
Saat itu di sebut Common Channel Signalling System #6 (CCS6).
Physical SS7 Network Jaringan SS7 terpisah dari
network voice yang dia support. Yang terdiri dari beberapa node atau Signalling
Point yang yang nantinya akan menyediakan fungsi-fungsi yang spesifik. Pada
signalling network, terdiri dari tiga Node utama : Service Switching Point
(SSP), Signal Transfer Point (STP) dan Signal Control Point (SCP). Ketiga
node-node utama tersebut pada umumnya terhubung point-to-point dengan bit rate
56 kbps. Data dilewatkan melalui jaringan tersbut dengan teknologi packet-switching.
Ketiga node tersebut harus mampu create, receive dan merespon SS7 message.
A.
Service
Switching Point (SSP)
Pada
awalnya SSP adalah digital switches yang menyediakan akses voice dan call
routing yang sudah ditambahi dengan hardware interface dan software yang
berhubungan dengan aplikasi SS7. Pada umumnya SSP merupakan Local Exchange (LE)
atau Interexchange circuits switches dan mobile switching centre. Dalam dunia
GSM, MSC berperan sebagai SSP di SS7 Network. SSP memiliki dua fungsi utama :
· Menghubungkan dengan set-up dan memutuskan hubungan,
menggunakan ISUP messaging. Saat SSP harus membangun hubungan (set-up) ke
switch lain, SSP harus mampu mem-formulasikan dan mengirim SS7 message dengan
informasi pengalamatan yang tepat.
·
Membuat dan me-launch SS7 message yg telah
dipersiapkan ke database external.
B.
Signal
Control Point (SCP)
SCP adalah parameter/kontrol yang
dihasilkan oleh interface untuk database aplication atau service control logic.
Message/pesan yang dikirimkan dari SSP ke SCP digunakan untuk mendapatkan
routing information dan service information. SCP bukanlan sebuah aplikasi data
base melainkan menyediakan akses ke database aplication. Contoh, pentranslasian
database dari toll-free (800-) didukung oleh SCP. Saat ada panggilan toll-free,
switch LE akan menunda proses pemanggilan dan mengirim message ke SCP untuk
mendapatkan jaringan/circuit Carrier Identifitaion Code (CIC) yang tepat agar
panggilan dapat di route-kan ke switch yang tepat. Tanpa SCP, LE tidak akan
tahu nomor 800 tersebut atau kemana dia akan di route kan. Beberapa produsen
STP telah mulai menyediakan aplikasi database pada STP nya. Sehingga SCP dapat
difungsikan juga sebagai STP. Pada SS7 network, aplikasi ini masih terlihat
seperti SCP database dan sama network functions routing.
C.
Signal
Transfer Point (STP)
Fungsi
utama dari STP adalah switch dan address SS7 messages. SS7 message tidaklah
berasal atau ditujukan ke STP. Tetapi STP me-relay SS7 message seperti packet
switch atau message router ke node SS7 lainnya agar dapat berkomunikasi.
Beberapa SSP atau SCP memerlukan akses untuk signalling sebelum terhubung ke
sebuah STP.
Fungsi-fungsi utama dari STP :
·
Sebagai physical connection ke SS7 network
·
Sekuritas melalui proses gateway screening
·
Message routing melalui Message Transfer Part (MTP)
·
Message addressing melalui Global Title Translation
(GTT)
Biasanya STP-STP dioperasikan
secara berpasangan sebagai cadangan/redundancy. STP-STP biasanya
ter-interkoneksi secara hierarki dimana STP lokal menyediakan akses ke SSP.
Kemudian STP lokal terhubung ke sebuah gateway STP, yang mana gateway STP ini
menyediakan akses ke jaringan lain atau aplikasi data base.
Protokol SS7 Untuk memahami SS7, diperlukan pemahaman mengenai
Open System Interconnection-OSI layer. Berikut lapisan-lapisan dari OSI layer :
Layer 1 – Physical
Layer 2 – Data Link
Layer 3 – Network
Layer 4 – Transport
Layer 5 – Session
Layer 6 – Presentation
Layer 7 -Application
The OSI
Reference Model and the SS7 Protocol Stack
Message Transfer Part (MTP) Dalam SS7, tiga layer pertama
menjadi Message Transfer Part (MTP).
MTP level satu lebih spesifik ke physical, electrical dan memiliki
karakteristik fungsional signalling data links. Beberapa interface pada untuk
signalling SS7 adalah DS0A dan V.35.
MTP level dua menjamin transmisi yang reliable dengan menggunakan
teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic
redundancy Check (CRC). Berikut format dari MTP level dua :
·
Flag (F)
indikasi
awal dan akhir dari signal unit
·
Cyclic Redundancy Chech (CK)
16 bit
checksum yang harus sama antara originating dan terminating
·
Signaling Information Field (SIF)
Indikasi
informasi info routing dan signaling yg digunakan di layer atasnya
·
Service Information Octet (SIO)
indikator
service dan versi yang akan di gunakan oleh layer diatas nya
·
Length Indicator (LI)
menampilkan
banyaknya oktet pada message tersebut
·
Forward Indicator Bit (FIB)
Digunakan
u/error recovery dan nomor portabel u/ mengindikasikan data base siap di query
·
Forward Sequence Number (FSN)
indikator
sequence number signal unit
·
Backward Indikator Bit (BIB)
Untuk error
recovery
·
Backward Sequence Number (BSN)
digunakan
untuk acknowledge-receipt dari signal unit.
SS7 menggunakan 3 tipe untuk
Signaling Unit:
1. Message
Signal Unit; digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yg
berhubungan dengan call controll, network management dan maintenance. Signal
Unit (SU) ini mensupport juga information exchange yang diperlukan untuk
service/layanan yg diberikan seperti Caller ID
2. Link Status
Signal Unit; menyediakan link status indication, sehingga link dapat di monitor
dan system akan tahu kapan link out of service
3. Fill-In
Signal Unit; menampilkan pengecekan error dan akan di transmit kan saat MSU
atau LSSU ada.
REFERENSI